Film Politik Penuh Kritik Terbaik

film politik

7 rekomendasi film politik produksi Hollywood dan nasional terbaik untuk kamu tonton.

Film politik –Sebagai karya seni sekaligus produk industri, film tidak sekadar berfungsi untuk merekam peristiwa-peristiwa personal, tapi juga fenomena sosial dan politik secara lebih baik ketimbang media seni yang lain.

Kritik politik, sosial, keagamaan serta fenomena lainnya yang disampaikan lewat media film bagaimana pun lebih efektif ketimbang misalkan lewat panggung drama atau buku-buku.

Karena film merupakan karya seni yang lengkap meliputi penulisan naskah cerita, seni akting, visualisasi, dan suara. Seluruh indra digunakan saat orang menikmati film sehingga pesan-pesan yang disampaikan di dalamnya lebih mudah terserap audiensnya.

Baca juga 7 Anime Musik yang Asyik Dinikmati Saat Merasa Sendu

Baca juga Film semi selingkuh yang Paling Hot, Apa Saja?

Maka jangan heran film acap jadi media propaganda politik, atau sebaliknya peristiwa-peritiwa politik yang memantik sineas mengangkatnya ke dalam film.

Sejumlah Film tentang Politik dari Hollywood dan Indonesia

1. Downfall (2004)

Tembok yang membelah Jerman menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur menginspirasi banyak sineas membuat film. “Downfall’ besutan Oliver Hirschbiegel adalah satu di antaranya. Film ini menggambarkan hari-hari terakhir Adolf Hitler, pemimpin tertinggi Nazi yang dikutuk seluruh dunia.

Film Downfall tidak hanya sukses menggambarkan kecamuk perang yang mematikan tapi mampu juga menampilkan sisi manusiawi dari sosok Hitler. Tak heran film ini mendapat respons positif kritikus dan meraih nominasi Film Berbahasa Asing Terbaik di 77th Academy Awards.

2. The Manchurian Candidates (2004)

‘The Manchurian Candidates’ film fiksi ilmiah sekaligus film politik garapan Jonathan Demme, yang diadaptasi dari novel berjudul yang sama karya Richard Gordon yang dirilis 1962.

Cerita film ini tentang Sersan Raymond Shaw (Liev Schreiber) yang dianugerahi Medal of Honor karena berhasil mengalahkan musuh dan menyelamatkan hampir semua anak buahnya seorang diri dalam serangan Angkatan Darat AS di medan tempur Perang Teluk 1991.

Atas keberhasilannya tersebut, Shawa populer dan menjadi anggota Kongres AS yang terkenal. Bahkan dinominasikan menjadi calon wakil presiden. Popularitas Shawa terangkat berkat pengaruh ibunya, Senator AS dari Virginia, Eleanor Prentiss Shaw (Meryl Streep) yang ambisius.

Baca juga Booking Hotel? Pakai Saja Aplikasi Terbaik Ini

3. JFK (2011)

JFK kita tahu akronim dari John Fitzgerald Kennedy, Presiden ke-25 negara adidaya Amerika Serikat. Kennedy tewas ditembak 22 November 1963. Dua butir timah panas menerjang kepala dan lehernya. Saat itu Kennedy tengah melakukan iring-iringan dalam mobil kepresidenan bersama dalam kunjungan kerja di Dallas, Texas.

Nyawa Kennedy tidak dapat diselamatkan, dia menghembuskan napas terakhir beberapa menit setelah peluru bersarang di kepala dan lehernya. Kegemparan bukan hanya melanda Amerika tapi seluruh dunia dibuat gegap gempita.

Kisah tentang tewasnya tokoh politik John F Kennedy itulah yang diangkat film berjudul JFK besutan Oliver Stone. Film ini menggambarkan kehidupan hingga hari nahas presiden flamboyan itu secara begitu riil. Selama ini Stone memang sutradara yang terkenal kampiun membuat film-film epik.

JFK ditulis bukan hanya dari peritiwa nyata secara langsung namun juga berdasarkan buku karya Jim Garrison berjudul ‘On the Trail of the Assassins’ dan buku karya ‘Jim Marrs berjudul Crossfire: The Plot That Killed Kennedy’.

Lewat JFK, Stone mencoba menguak adanya konspirasi di balik pembunuhan John F. Kennedy. Kualitas gambar serta akting yang memukau para aktor mengantar film ini sukses komersial dan penghargaan.

4. Wag the Dog (1997)

Ada komedi terang ada komedi gelap. Jenis kedua ini komedi yang mengingatkan kita pada hal-hal tragis dan kelam. Inilah yang ditempuh film ‘Wag the Dog’. Film tentang strategi politik.

Kisahnya sendiri tentang proyek rekayasa fakta-sosial yang dilakukan Conrad Brean (Robert DeNiro), spin-doctor kepresidenan AS yang berkolaborasi dengan Stanley Moss (Dustin Hoffman), seorang produser film Hollywood.

Rekayasa yang mereka lakukan sukses membuat salah satu calon presiden AS gagal masuk bursa pencalonan lantaran skandal seks. Film ini mengingatkan masyarakat dunia untuk selalu kritis dan menimbang ulang segala ‘kebenaran’ yang berkaitan dengan politik.

Film garapan Barry Levinson berdurasi 95 menit ini tergolong berat karena menelisik persoalan komunikasi politik dan media serta politik pemaknaan. Mengangkat tentang hari-hari terakhir menjelang proses pemilihan presiden AS. Salah seorang calon yang semula populer mendadak redup lantaran rekayasa media dan skandal seks yang dimainkan.

5. The Ides of March (2011)

 

Kalau kamu ingin menikmati film politik penuh intrik yang dibintangi aktor-aktor tampan rupawan, tontonlah film ‘The Ides of March’.

Menempun jalur drama thriller, film besutan George Clooney ini melibatkan Ryan Gosling sebagai aktor utama. Ceritanya sendiri diadaptasi dari drama karya Beau Willimon berjudul ‘Farragut North’.

Gosling berlakon sebagai Stephen Meyers, anggota tim sukses calon presiden Mike Morris yang diperankan oleh George Clooney. Meyers suka bekerja dengan Morris, hingga akhirnya ia menemukan kebusukan pekerjaan yang dari lakoninya.

6. A Copy of Mind (2015)

Film karya Joko Anwar ini memang mengisahkan dua orang penggemar film dan penerjemah film. Tetapi sesungguhnya film ini sarat kritik politik. Terutama perilaku pejabat kita yang doyan korup dan membuat penjara ala hotel. Film tentang pemerintahan korup.

Joko menggarap film ini dengan pendekatan semi dokumenter yang menarik dan membuat penonton tak berjarak dengan obyek yang ditontonnya.

Jadi, Sari, pekerja salon yang menggemari nonton VCD bajakan yang bertemu dengan penerjemah VCD bajakan pula, bernama Alex. Mereka terlibat asmara sampai sebuah peristiwa membuat keduanya harus berurusan dengan mafia dalam kepolisian.

Si penerjemah film malah terancam mati gara-gara ulah tak sengaja Sari. Joko pintar sekali mengetengahkan tema besar dan serius dari peristiwa kecil yang sangat relate dengan kehidupan kebanyakan manusia urban Jakarta.

Dibintangi Tara Basro dan Chico Jericho, ‘A Copy of Mind’, film ini mengantar Joko menjadi Sutradara Terbaik Festival Film Indonesia 2016. Film ini juga melanglang buana menembus festival film Internasional di Venice dan Toronto 2015.

7. 2014: Siapa Di Atas Presiden

Dari judulnya film ini secara langsung menunjuk diri sebagai film politik. Dibintangi Rizky Nazar sebagai Ricky Bagaskoro, pelajar SMA tingkat akhir yang mengalami dilema: antara menjadi pengajar bagi anak-anak terlantar atau mengikuti keinginan ayahnya, Bagas Notolegowo (Ray Sahetapy) jadi politikus.

Dikisahkan Bagas sedang berjuang menjadi presiden Indonesia periode 2014-2019 menggantikan Presiden Jusuf Syahrir (Deddy Sutomo). Kesibukannya membuat hubungannya dengan Ricky menjadi renggang. Ricky sama sekali tidak sepakat dengan keinginan ayahnya. Ningrum (Donna Harun), sebagai ibu dan istri yang setia, berusaha mendamaikan mereka.

Film menggambarkan persaingan menuju kursi kepresidenan yang sangat ketat. Ada tiga calon yaitu Bagas Notolegowo, Faisal Abdul Hamid (Rudy Salam) dan Syamsul Triadi (Akri Patrio). Segala dilakukan untuk mecapai tujuan ini. Namun kesalahan kecil membuat segalanya poranda.

Selain tentang politik, film ini mengangkat hubungan antara anak dan ayah yang rumit dan menguras emosi. Namun kamu harus sedikit bersabar menonton film ini hingga selesai.

Demikianlah 7 film tentang politik produksi Hollywood dan produksi nasional yang terbaik untuk kamu nikmati di akhir pekan.