9+ Film Olahraga Indonesia Paling Asyik dan Menginspirasi

Film Olahraga Indonesia

Film olahraga Indonesia– Tema olahraga termasuk yang tidak begitu banyak diproduksi dalam industri film Indonesia. Dalam lima tahun bisa dihitung dengan jari.

Film tema olahraga memang cenderung lebih kompleks pembuatannya. Tidak sekadar bertumpu pada alur cerita dan keandalan akting aktornya, film olahraga menuntut kemampuan aktor menguasai atau palig tidak bisa bermain jenis olahraga yang mereka perankan.

Maka, sebelum proses syuting para aktor yang berperan sebagai atlet di dalamnya harus dilatih lebih dulu, baik fisik maupun pengetahuan berkaitan dengan olahraga yang dimainkan.

Hal ini bertujuan tentunya agar para aktor berlakon dengan baik dan meyakinkan, bukan sekadar akting. Lalu, apa saja film olaharaga Indonesia yang ayak tonton?

9 Film Olahraga Indonesia Paling Asyik Ditonton

1. Mata Dewa (2018)

Film ‘Mata Dewa’ mengangkat kisah berlatar cabang olahraga basket. Film ini mengetengahkan remaja bernama Dewa (Kenny Austin).

Dewa ingin sekali membawa sekolahnya, SMA Wijaya, menjadi juara DBL untuk pertama kalinya. Dewa dan timnya dibantu oleh pelatih Miko (Nino Fernandez). Bumi (Brandon Salim), koordinator supporter, selalu berada di tribun penonton untuk memimpin teman-teman sekolahnya.

Bening (Agatha Chelsea), jurnalis SMA Wijaya, aktif mengikuti perjalanan tim basket SMA Wijaya. Dewa yang semula angkuh hatinya luluh oleh petaka yang menimpa Dewa. Gara-garanya dia menolong Bening dari penjambretan.

Mata kirinya kena bogem preman penjambret. Akibatnya, satu matanya tidak dapat berfungsi baik. Dewa patah arang. Seorang mantan petinju kawakan (Ariyo Wahab) yang tinggal di seberang rumah susun pamannya (Dodit Mulyanto), mencoba membangkitkan kembali semangat Dewa.

2. 3 Srikandi (2016)

Film garapan Imam Brotoseno ini mengisahkan tentang tiga atlet panahan Indonesia yang sukses meraih medali pertama di Olimpiade 1998 di Seoul, Korea Selatan. Kesuksesan mereka membuat ketiganya dijuluki tiga srikandi.

Alurnya kisahnya sendiri tentang perjuangan ketiga srikandi ini selama proses latihan dan bertanding di ajang olahraga paling bergengsi di dunia.

Berbagai tantangan berhasil dilewati oleh tiga atlet yang diperankan oleh Bunga Citra Lestari, Chelsea Islan, dan Tara Basro itu.

Mereka digembleng pelatih bertangan dingin Donald Pandiangan yang diperankan dengan sangat bagus oleh Reza Rahadian, sebelum akhirnya mereka berhasil mengharumkan nama Indonesia di ajang dunia.

3. Cahaya dari Timur: Beta Maluku (2014)

Film ini bercerita tentang Sani Tawainela (Chicco Jericco) yang mengalami guncangan besar. Gara-garanya, mantan pemain Tim Nasional U-15 Indonesia di Piala Pelajar Asia tahun 1996 yang gagal menjadi pemain profesional.

Sani yang kembali ke Tulehu, desa kelahirannya yang berjarak 25 kilometer dari kota Ambon, kembali terguncang, kali ini gara-gara menyaksikan seorang anak yang tertembak dalam sebuah kontak senjata di Ambon.

Sani yang menyambung hidup sebagai tukang ojek makin remuk hatinya menyaksikan keterlibatan anak-anak dalam konflik berbau agama di Maluku.

Lalu Sani mengadakan latihan sepak bola untuk mengalihkan perhatian anak-anak atas konflik. Ia mengajak Hari Lestaluhu, mantan pemain sepak bola profesional yang pulang kampung akibat cidera. Sani mengajak Hari membentuk sebuah sekolah sepak bola sederhana berbekal pengetahuan mereka.

Sani bertahan di tengah keterbatasan serta situasi yang kacau. Ia terus melatih anak-anak selama bertahun-tahun. Pada 2006 kondisi Maluku mulai kondusif. Sekolah sepak bola yang dirintis Sani dan Hari masih berjalan.

Anak-anak yang mereka latih tumbuh menjadi pemain-pemain sepak bola muda berbakat. Sedihnya, Sani dan Hari mengalami pecah kongsi. Pasalnya Hari mendaku bahwa sekolah sepak bola itu adalah miliknya dan keluarganya.

Dalam sebuah kompetisi antarkampung Tim Sani berhadapan dengan Tim Hari di babak final. Tim Hari berhasil keluar sebagai juara, namun Sani yang ditunjuk untuk melatih kesebelasan Maluku.

Setelah melewati sejumlah persoalan agak rumit, tim akhirnya diberangkatkan mengikuti kompetisi nasional di Jakarta. Sani menghadapi tantangan berat: Ia dituduh memecah belah lantaran justru di tengah upayanya membaurkan anak-anak yang berbeda agama dalam satu tim.

Film yang mengantarkan Chico Jerrico sebagai Pemeran Pria Terbaik di ajang Festival Fil Indonesia 2015 ini juga dibintangi Safira Umm, Jajang C Noer, Aufa Assegaf, Abdurrahman Arif, Bebeto Leutualy.

4. Sang Pemberani (2014)

Film ini bertutur tentang perjuangan seorang anak SMP untuk menjadi atlet karate yang mampu mengharumkan nama daerah dan membanggakan keluarganya.

Mengambil latar awal bencana tsunami Aceh, film ‘Sang Pemberani’ menggambarkan tekad kuat dan semangat dari anak tersebut untuk meraih mimpinya.

Dikisahkan Madi Ghafur, bocah SMP pemberani, terobsesi menjadi juara karate nasional seperti Diwa, sang kakak yang menjadi korban tsunami.

Sarifah, ibunda Madi, sebenarnya bangga dengan cita-cita putranya. Namun mental remaja yang tidak stabil, menyebabkan Madi kalah dari Nirza pada seleksi awal karate daerah.

Namun Madi membungkam semua teman yang menertawakan kekalahannya. Walhasil, Sarifah yang mencari nafkah dengan menjadi kuli cuci, kehilangan pelanggan, karena Madi membuat anak-anak pelanggannya babak belur.

Madi pun tak diberi uang untuk iuran latihan karate. Tak putus asa, Madi mencari uang sendiri. Sialnya, diam-diam Madi menjadi centeng Bang Adoi, teman almarhum ayahnya, yang banting setir menjadi preman pasar.

Dengan kemampuan karatenya, Madi sukses membekuk pencopet dan bromocorah pasar yang berbadan lebih besar dari dirinya.

Film ini dibintangi oleh Artika Sari Devi, Tio Pakusadewo, Teuku Edwin hingga aktor laga Willy Dozan.

5. Hattrick (2012)

Cabang olahraga futsal sangat populer namun hanya segelintir film yang mengangkatnya. Film ‘Hattrick’ adalah satu dari yang segelintir itu.

‘Hattrick’ mengambil olahraga futsal sebagai tema utama. Film ini menyajikan pertandingan futsal yang penuh drama dan intrik.

Diceritakan saban tahun turnamen Underground Futsal bertaraf internasional berlangsung tanpa pernah diketahui khalayak.

Toro, pelatih futsal ternama, diminta membentuk tim futsal oleh Bu Bos, janda pimpinan mafia. Samuel, Halil, Alung, Anand, Markus berlatih di tempat khusus. Mereka dijaga pengawal bersenjata, mata juga harus tertutup setiap kali menuju kamp latihan.

Setiap pemain punya problemnya masing-masing. Samuel kehilangan figur ayah, Alung menunggu pengakuan kewarganegaraannya, Anand dihantui penyesalan dan rasa bersalah setelah kematian ibunya. Bagi Toro justru problem mereka jadi kekuatan timnya.

Dibesut sineas Robert Ronny, film ‘Hattrick’ memiliki banyak pesan positif yang dapat dipetik. Sederet bintang kenamaan bermain di film ini, seperti Arumi Bachsin, Denny Sumargo, Lukman Sardi, Ira Wibowo, Fauzan Nasrul, Lionil H Tikoalu, Dion Wiyoko, Amrit Punjabi, Mikael Jakarimilena, dan Pong Hardjatmo.

6. Tendangan dari Langit (2011)

Ini merupakan film bertema olahraga sepakbola pertama yang digarap Hanung. Dibintangi sejumlah pemain bola nasional terkenal yaitu Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan.

Film yang mengantar Hanung Bramantyo masuk nominasi Sutradara Terbaik FFI , ini bercerita tentang Wahyu, seorang remaja dari lereng Gunung Bromo yang memiliki bakat besar bermain sepak bola. Suatu hari seorang pelatih melihat bakatnya yang besar, lalu memberinya kesempatan untuk mengikuti audisi tim sepak bola.

Demi mencapai impiannya menjadi pemain sepak bola profesional bocah kampung itu harus menempuh banyak rintangan tak mudah. Lewat film ini kita melihat bahwa dunia sepak bola kita yang penuh intrik.

7. King (2009)

Ini film olahraga Indonesia cabang bulutangkis. Film King berkisah tentang perjuangan seorang anak bernama Guntur (Rangga Raditya) dalam meraih cita-citanya menjadi juara bulutangkis seperti atlet bulutangkis pujaannya, Liem Swie King.

Film garapan Ari Sihasale ini mendapat respons yang cukup baik. Film ini juga sempat masuk dalam nominasi di ajang Festival Film Indonesia. Selain menyutradarai, Ari Sihasale juga menulis naskah dan memproduseri film ini bersama Nia Zulkarnaen.

Pemain lainnya yang terlibat di film ini adalah Mamiek Prakoso, Ariyo Wahab, Lucky Martin, dan Valerie Thomas.

8. Sebelah Mata (2008)

Film ini berkisah tentang Anton Gabrielle, yang lebih dikenal dengan nama The Wonderboy (Robertino/Abimana Aryasatya). Anton terpaksa berhenti dari dunia tinju setelah cedera syaraf yang menimpanya.

Apalagi ibunya baru saja masuk rumah sakit. Anton harus bekerja mencari nafkah demi biaya pengobatan. Tawaran untuk mendapatkan uang banyak dengan cepat datang dari seorang promotor tinju.

Namun syaratnya adalah Anton harus melawan juara baru Franko Moriena, yang dikenal sebagai The Punisher (Didi Riyadi).

Dengan bantuan Reta (Thya Ariestya), pelan-pelan Anton kembali menemukan kekuatannya yang hilang.

9. Mari Lari (2004)

Film ini diproduksi Nation Pictures, rumah produksi yang pernah membuat film Claudia/Jasmine (2006). Film ‘Mari Lari’ menceritakan tentang Rio Kusumo (Dimas Aditya), pemuda yang terus berjuang keras untuk mengikuti lomba lari maraton.

Awalnya dia sering mudah menyerah dan selalu gagal, tetapi demi cita-citanya membuat bangga sang ibu, dia mulai mencoba untuk bersungguh-sungguh.

Sebetulnya Rio adalah anak pasangan atlet lari, tapi pesimis. Semangatnya muncul setelah kematian ibunya (Ira Wibowo), ia berjuang keras untuk membuktikan diri kepada sang ayah (Donny Damara) bahwa ia layak dibanggakan.

Dalam latihan, Rio bertemu dengan seorang gadis yang suka berlari, Anisa (Olivia Jensen). Anisa mengajar teknik berlari dan menjadi pendukung setianya. Dengan cara Rio harus menyelesaikan maraton di pegunungan Bromo.

‘Mari Lari’ disutradarai Delon Tio.

Itulah 9 film olahraga Indonesia yang seru, asyik dan memberi inspirasi. Tonton untuk membangkitkan semangatmu ya.